Minggu, 23 Juni 2019

REVIEW CETAPHIL GENTLE SKIN CLEANSER


Hallo semua! Pernah denger produk pembersih wajah bernama Cetaphil? itu loohh, yang brand ambasadornya Andien ibunya Kawa! hehehehe tenang, saya memang ngefans sama Andien dan Kawa, tapi saya memutuskan untuk menggunakan dan mereview produk Cetaphil ini bukan karena Andien, tapi karena saya disarankan oleh dokter kulit saat saya melakukan perawatan wajah.
Ya, tepat di tahun 2016 lalu, saya melakukan perawatan wajah karena saya memiliki jerawat yang super mengganggu, kemudian dokter pun menyarankan agar saya menggunakan sabun pembersih berupa sabun bayi, Sebamed atau Cetaphil yang mungkin menurut bu dokter cukup gentle dalam membersihkan wajah. Akhirnya saya pun memilih Sebamed karena yang ada di apotek hanya itu, tapi diawal 2017 saat produk Sebamed habis, saya pun mencoba Cetaphil, karena cukup menarik hati, saya tidak memilih untuk menggunakan sabun bayi karena memberikan efek seperti ketarik diwajah saya, padahal sabun bayi sangat lembut yah kalau digunakan pada tubuh.
Review Sebamed, Baca disini Sebamed
Review Perawatan Jerawat Parah disini Jerawat

Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Saya yang kepo kenapa sampai dokter kulit merekomendasikan Cetaphil untuk digunakan sehari-hari, akhirnya saya pun mencarinya di apotek besar seperti Guardian dan Century, akhirnya saya menemukan produk ini di Guardian, kebetulan lagi ada diskon, tapi saya lupa waktu itu membelinya dengan harga berapa. Saat saya mau pilih, ternyata untuk produk Cetaphil Gentle Skin Cleanser ini punya beberapa kemasan, dari yang travel size, sedang dan besar. Akhirnya saya memilih untuk membeli yang ukuran 500ml, menurut saya memang cukup besar sih dan agak ribet kalau harus saya bawa bepergian, tapi saya berfikir kalau saya juga bukan tipe bolang yah jadi mau kemana juga? kalaupun harus pergi ya mungkin produk akan saya simpan kedalam botol plastik berukuran kecil! hehehe soalnya harga antara kemasan kecil dan yang 500ml pun nggak jauh beda, jadi saya ambil yang ini aja, lebih hemat.

Kemasan Cetaphil Gentle Skin Cleanser


Kemasan Cetaphil Gentle Skin Cleanser ini terbuat dari plastik yang kokoh, tebal dan tidak tembus pandang, memiliki pump berwarna biru yang bisa di putar, jadi kalaupun kamu mau bawa kemasan ini saat bepergian, produk tidak akan tumpah, pump nya pun enak dan nggak ringkih. Pada kemasan depan tertulis jelas “Face & Body, For All Skin Types” dimana ini keren banget, karena bisa digunakan untuk wajah dan juga tubuh. Tapi, saat saya beli ya saya berfikir mungkin saya nggak akan menggunakannya untuk tubuh, karena sayang aja gitu, buat tubuh mah bisa cari yang lebih murah! hahaha maap irit~

Kemasan belakang

Pada kemasan belakangnya ada penjelasan mengenai produk dan cara menggunakannya dalam bahasa Indonesia, Direction dan Ingredients dalam bahasa Inggris. Menurut saya ini sudah cukup jelas yah, walaupun saat itu saya hanya baca sepintas sebelum membelinya.

Ingredients Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Purified water, Cetyl Alcohol, Propylene Glycol, Sodium Lauryl Sulfate, Stearyl Alcohol, Methyl Hydroxybenzoate, Propyl Hydroxybenzoate, Butyl Hydroxybenzoate.
Itu adalah ingredients yang ada pada kemasan belakang produk ini, saya sih nggak ngerti mengenai kandungan kimia yah, yang saya tau ini memang bagus karena banyak direkomendasikan oleh dokter kulit dan beauty blogger lainnya, tidak mengandung paraben juga yah kalau kita lihat pada ingredients diatas, jadi ya saya yang awam ini pun menganggap produk ini aman, apalagi selama saya hamil juga saya menggunakan produk ini bergantian dengan produk cleanser lainnya.

Tekstur Cetaphil Gentle Skin Cleanser 


Tekstur

Saat saya coba gunakan, saya agak kaget sih karena Cetaphil Gentle Skin Cleanser ini punya teksturyang kental dan berwarna putih, saya kira teksturnya akan cair seperti clean and clear atau agak padat seperti tekstur ponds. Saat produk ini saya keluarkan 1pump pada tangan, saya pun mencium produk ini sama sekali tidak ada wanginya dan saat saya tuangkan air dan gosok dengan kedua tangan, produk ini tidak mengeluarkan sabun berlebih, saya kurang paham sih apakah ada kandungan sabun atau tidak yang jelas tidak mengeluarkan busa, hanya guratan putih aja. Yasudah saya coba oleskan pada wajah dan yaaaa enak jugaaa, rasanya lembut, saat dibilas dengan air pun nggak butuh banyak air dan hasilnya pada wajah jadi plum kenyal gitu, memang agak licin sih saat bilas menggunakan air, tapi setelah saya lap menggunakan tissue kering, saya jadi suka! karena bikin wajah jadi kenyal dan kerasa bersih, lembab tanpa meninggalkan efek ketarik.

Cara Menggunakan Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Sesuai yang ada pada kemasan belakang, produk ini bisa digunakan dengan 2 cara! Bisa menggunakan air dan tanpa air! Ini yang bikin saya agak kaget juga sih, ternyata bisa digunakan tanpa air, jadi setelah diusapkan pada wajah ya tinggal kamu bersihkan pakai kapas aja.

Dengan Air : Ambil 1-2 pump, usapkan pada wajah yang kering atau basah, pijat halus dan bilas dengan air.
Tanpa Air : Ambil 1-2 pump, usapkan pada wajah yang kering, pijat halus, bersihkan dengan kapas kering.
Penjelasan lain yang ada pada belakang kemasan : 
Pembersih lembut yang diformulasikan untuk semua jenis kulit, ideal untuk kulit sensitif.
  • Lembut untuk kulit bayi
  • Non-Comedogenic (tidak menutup pori-pori)
  • pH Seimbang
  • Dapat digunakan dengan dan tanpa air
  • Ideal untuk wajah dan seluruh tubuh
  • Membersihkan makeup ringan
  • Membantu mempertahankan kelembaban kulit
  • Tidak pedih dimata
  • Tidak mengandung pewangi
  • Membuat kulit terasa halus, lembut dan sehat
Menurut saya, klaim yang Cetaphil tulis pada kemasan sesuai dengan apa yang saya rasakan. Ada 2 pengalaman yang saya dapatkan dalam menggunakan produk ini ke wajah sepupu saya dan kulit punggung suami yang mengalami beruntusan merah gitu.
Case pemberian produk ke wajah spupu (2 tahun) : Saat itu, wajah spupu saya yang masih balita mengalami beruntusan merah dan suka dia garuk, mungkin karena gatal yah.. Akhirnya saya oleskan wajahnya menggunakan produk ini dan saya bilas hanya menggunakan kapas kering, sekitar 3x sehari saya oleskan pada wajahnya, alhamdulillah besok pagi si merah-merah tersebut kering dan tidak gatal lagi.
Case pemberian produk ke punggung beruntusan : Entah karena apa, punggung suami saya tiba-tiba penuh dengan beruntusan, akhirnya saat mandi saya berikan produk ini khusus untuk punggungnya, saya gosok lembut kemudian bilas dengan air, ya seperti menggunakan sabun mandi biasa gitu, alhamdulillah dalam waktu satu minggu beruntusannya pun hilang dan sudah nggak merah lagi.
Waktu awal memutuskan membeli produk ini pun karena setelah membaca keterangan dan bisa digunakan untuk kulit bayi, saya yang saat itu akan menikah, berfikir bahwa produk ini nantinya bisa saya gunakan untuk seluruh keluarga, bukan hanya untuk saya aja, makanya saya beli walaupun lebih mahal dari sebamed yang pernah saya beli.
Tapi, setelah saya gunakan dari Januari hingga bulan ini, produk ini belum habis-habis loooohhh!!! Saya beli bulan Januari 2017 dan saat ini Januari 2018 produk belum habis! iya sihhh, emang saya juga menggunakannya bergantian dengan cleanser lainnya, kalaupun saya gunakan juga hanya 1-2 pump sudah cukup untuk satu wajah. Intinya, walaupun dipasaran harga Cetaphil Gentle Skin Cleanser kemasan 500ml diatas Rp.200.000,- tapi menurut saya harga ini worth it untuk segudang manfaat dan iritnya! Mungkin kalau saya gunakan produk ini setiap hari tanpa jeda, akan habis dalam waktu 3-5 bulan, itu termasuk irit sih! Apalagi buat kamu yang nggak mau ribet beli cleanser buat suami atau satu keluarga, ya produk ini masih masuk kategori ekonomis.

Kesimpulan Menggunakan Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Untuk produk ini, saya suka karena klaim sesuai, produknya bagus, bisa untuk kulit yang sedang bermasalah, aman untuk anak kecil, ibu hamil dan menyusui dan penggunaannya pun cukup ekonomis. Kalau ditanya apakah setelah produk ini habis akan beli lagi? jawaban saya YES! Mungkin saya akan beli yang ukuran 500ml lagi.
Nah, sekian review dari saya kali ini, semoga bermanfaat yah untuk kalian. Sampai jumpa di review selanjutnya yah

sumber: http://yoraanastasha.net/beauty-review-cetaphil-gentle-skin-cleanser/

Kamis, 20 Juni 2019

Hada Labo Skin Care Varian Review

Dengan blog macam ini, gue makin yakin kalau gue adalah cewek yang rajin merawat wajah, meskipun pernah jomblo lama banget. Tapi, kalau kalian rajin merawat wajah kayak gue, pastinya kisah cinta kalian bakal happy ending kayak yang gue alami. Super jijik, ya! Gue aja dengernya pengin muntah di selokan.
Buat merawat wajah sehari-hari, gue pake beberapa varian Hada Labo skin care selama dua tahun. Pertama kali gue pake, produk ini belum ada di Indonesia dan harus pesan dengan sistem pre order di online shop dengan harga cukup mahal. Kesabaran gue pun membuahkan hasil, karena akhirnya produk ini ada pabriknya di Indonesia. Harganya pun ngikutin harga rata-rata skin care di Indonesia. Gara-gara harganya yang cukup murah itu, banyak yang meragukan, tuh produknya sebagus kayak negara asalnya (Jepang) nggak, sih?
Tapi, nggak perlu kuatir, karena produk ini sudah dipegang sama Rohto Laboratories Indonesia (perusahaan kecantikan ternama di Indonesia). Mereka menjanjikan bahwa bahan-bahan yang digunakan di varian Hada Labo Indonesia memang sama kayak di Jepang. Soal harga murah, itu mungkin karena nggak perlu ongkir mahal-mahal dari luar negeri.
Sejak dua tahun lalu, udah banyak banget beauty blogger yang review soal produk ini. Dan yang bikin produk ini eye catching adalah produk ini (katanya) terjual sebanyak satu buah setiap dua detik di Jepang. Kalau gue yang jualan, pasti gue udah tinggal duduk ongkang-ongkak kaki di rumah sambil nonton teve dan makan makanan berlemak sampe badan melebar. Abis itu paling disuruh sedot lemak sama nyokap gue!
Nggak semua varian Hada Labo rutin gue pake sih, meskipun gue udah pernah coba semuanya. Karena, kulit gue ini termasuk kulit yang agak sensitif dan berminyak banget. Berikut ini adalah varian Hada Labo yang gue pake:

1. Hada Labo Ultimate Whitening Face Wash

hada labo1
Sekilas, isinya mirip sama kayak sabun muka biasa. Warnanya putih gitu, terus kalau dikasih air langsung berbusa, tapi yang bikin gue suka banget cuci muka pake face wash ini adalah pas dituangin ke tangan, nggak ada wangi-wangian aneh sama sekali. Lebih cenderung ke bau mirip susu. Karena produk ini emang bebas dari parfum. Jadi, cocok banget digunakan buat orang yang punya kulit sensitif.
Pakenya juga nggak usah banyak-banyak, karena pas kena air, busanya lumayan banyak. Meskipun busanya banyak, gue yakin nggak mengandung deterjen sih. Kalau ada deterjennya, kulit pasti jadi kasar. Kalau ini jadinya nggak kasar. Jadinya lembut banget sehabis dibilas, soalnya ada kandungan Hyaluronic Acid yang dipercaya bisa melembapkan wajah. Jika digunakan secara rutin, lama-lama wajah juga bisa jadi cerah, karena face wash ini juga mengandung arbutin dan whitening extract.
Harga: 25 ribu – 30 ribu (100 gram)

2. Hada Labo Ultimate Whitening Lotion

hada labo2
Ada dokter kulit yang bilang kalau kulit berminyak itu udah nggak butuh pelembap. Kalau ada yang bilang pelembap itu harus digunakan oleh semua jenis kulit, itu cuma mitos. Masa udah punya kadar minyak berlebih, tapi harus pake pelembap lagi. Yang ada, kulit malah makin berminyak. Bikin kotoran gampang nempel dan akhirnya jadi jerawatan.
Masuk akal juga, sih, karena ketika gue sok-sokan pake pelembap, kulit muka gue malah jadi jerawatan. Tapi, kalau nggak pake apa-apa di muka sebelum makeup, rasanya jadi kurang afdol. Akhirnya, gue pake Hada Labo Ultimate Whitening Lotion ini, karena beda sama pelembap.
Isinya cair banget, kayak air putih, tapi warnanya agak keruh. Tuangin dua sampe tiga tetes di tangan, terus ditepuk-tepukin ke muka. Harus tunggu beberapa menit sih, baru bisa meresap di kulit. Abis itu baru bisa makeup-an. Seharusnya sih, abis pake ini pake yang Hada Labo Ultimate Whitening Milk (yang berfungsi sebagai pelembap). Tapi, gue nggak terlalu cocok pake itu. Terlalu berat di wajah dan bikin kulit makin berminyak. Jadi gue skip bagian itu.
Kandungan yang terdapat di dalamnya mirip kayak Hada Labo Ultimate Whitening Face Wash. Jadi emang berfungsi buat mencerahkan dan melembapkan wajah tanpa bikin wajah makin berminyak. Bonusnya adalah kulit wajah makin lama terasa kenyal dan lembut.
Denger-denger sih, karena nggak pake parfum dan bahan aneh lainnya, produk ini aman digunakan buat perempuan hamil. Bisa diolesin di perut dan bisa memudarkan stretch mark. Itu sih kata mbak-mbak SPG Hada Labo di Hypermart. Gue nggak tau kenapa dia jelasin hal ini ke gue. Mungkin muka gue mirip kayak mesin USG di rumah sakit bersalin.
Harga: Rp 30 ribu – 40 ribu (100 ml)

3. Hada Labo Tamagohada Mild Peeling Face Wash

hada labo3
Kalau Hada Labo Tamagohada Mild Peeling Face Wash ini sebenarnya fungsinya mirip kayak Hada Labo Ultimate Whitening Face Wash. Baunya juga mirip-mirip. Tapi, kandungannya beda. Face wash ini mengandung AHA (Glycolic Acid) dan BHA (Salicylid Acid) yang mampu mengangkat lapisan kulit mati, kotoran dan minyak. Kulit jadi kayak di-peeling gitu, deh.
Meskipun fungsinya buat peeling, tapi face wash ini aman digunakan setiap hari. Karena, butiran scrub-nya nggak terlalu banyak dan kasar. Dipake tiap hari pun tetep berasa lembut. Dan bikin kulit halus kayak kulit telur. Sesuai banget sama namanya, ‘tamago’ (artinya telur dalam bahasa Jepang) dan ‘hada’ (artinya kulit dalam bahasa Jepang).
Lebih cocok dipake buat cuci muka di malam hari atau pas mau bersihin makeup. Jadi, di pagi hari pake yang Hada Labo Ultimate Whitening Face Wash, malamnya pake yang Hada Labo Tamagohada Mild Peeling Face Wash. Katanya sih, kulit itu beregenerasi setiap 28 hari sekali, tapi mengingat kita tinggal di Jakarta yang penuh dengan polusi udara, kayaknya nggak etis kalau harus mengharapkan regenerasi kulit yang cuma terjadi tiap 28 hari sekali itu. Supaya bisa peeling-an tiap hari tanpa bikin kulit tipis, face wash ini berguna banget buat kalian.
Harga: Rp 30 ribu – 40 ribu (100 gram)

4. Hada Labo Ultimate Anti Aging Lotion

hada labo4
Walaupun umur belum 30 tahun, tapi nggak ada salahnya buat pake anti aging. Inilah yang disebut investasi untuk mencegah penuaan dini. Gila, gue ngomongin investasi, seolah-olah gue ngerti banget soal perekonomian negara dan  investasi gue ada di mana-mana. Gue merasa jadi wanita paling bijak di Indonesia.
Gue olesin lotion ini di muka sebelum tidur doang. Karena, kalau dipake di siang hari, di muka agak berat gimana gitu. Meskipun isinya cair juga kayak Hada Labo Ultimate Whitening Lotion yang gue pake di pagi hari itu. Tapi, agak berbeda, karena lotion ini agak kental. Cara pakenya juga sama aja sih. Tuang dua sampai tiga tetes di telapak tangan, terus ditepuk-tepukin di muka sampe menyerap di kulit.
Seharusnya, abis pake ini kalian bisa lanjut menggunakan Hada Labo Ultimate Whitening Milk (semacam pelembapnya). Tapi, kalau gue pake itu lagi, kulit muka gue bakal jadi makin berminyak. Jadi, sama kayak kasus sebelumnya. Gue pun skip bagian itu. Pake lotion-nya aja udah cukup banget menurut gue sih.
Pas diolesin, kulit langsung terasa lembut, kenyal, sekaligus kencang. Umur berasa lebih mudah. Kayak kembali ke zaman saat dikeluarkan dari rahim ibunda. Soalnya lotion ini mengandung kolagen, retinol, sekaligus Hyaluronic Acid. Nggak heran kalau kadang orang-orang mengira gue kayak anak kuliahan atau orang baru lulus kuliah. Mungkin juga itu karena kelakuan gue yang minus dari umur gue yang sesungguhnya.
Meskipun nggak mengandung parfum, tapi kayaknya lotion yang ini nggak boleh digunakan sama perempuan hamil, deh. Karena, setau gue kalau lagi hamil itu nggak boleh pake anti aging atau perawatan apa pun yang mengandung retinol. Bahan kayak begitu bisa berbahaya banget buat janin dalam kandungan. Sotoy banget, ya, gue! Kayak pernah hamil aja lo, Ung!
Harga: Rp 40 ribu – 50 ribu (100 ml)
***
Dari keempat varian tersebut yang udah rutin gue pake, gue pun mengambil beberapa kesimpulan.
Plus:
(+) Packaging-nya bagus.
(+) Ada juga versi kecilnya buat traveling.
(+) Nggak pake parfum. Emang seharusnya produk kecantikan yang bener itu nggak usah pake parfum, karena emang nggak ada gunanya untuk perawatan.
(+) Lama habisnya. Kalau face wash yang biru tua itu dipake di pagi hari doang dan cuma dipake sama satu orang, habisnya bisa dua bulanan. Begitu juga yang buat peeling itu.
(+) Lotion-nya bisa bertahan 4 – 6 bulan. Kadang saking bosannya, biar cepat habis, gue pakein di tangan or kaki.
(+) Hasilnya langsung kelihatan. Lembut dan kenyal.
(+) Harganya masih wajar.
Minus:
(-) Harganya suka berubah-ubah. Kadang suka diskon gede-gedean, kadang mahal. Tergantung tempat jualan juga.
(-) Belum ada di setiap tempat. Kadang masih susah dicari. Setau gue sih cuma ada di Guardian atau Hypermart. Kadang suka random muncul di Indomaret, tapi variannya nggak lengkap.
(-) Buat mencerahkan wajah dan menghilangkan noda di wajah, memang butuh kesabaran. Karena produknya emang terbuat dari bahan yang bener. Coba kalau langsung putih pucat dalam waktu dua hari, berarti produknya perlu dicurigai.
Foto: Mariska

sumber: http://mariskatracy.com/2014/10/my-hada-labo-skin-care-varian-review/

Review: St.Ives Fresh Skin Apricot Scrub, 100% Natural Exfoliants


Produk scrub yang satu ini beberapa tahun belakangan sedang naik daun. Banyak beauty blogger yang berbondong-bondong nyobain produk yang diklaim serba natural ini. Produk ini udah 13 kali mejeng jadi pemenang Allure Reader's Choice Award untuk kategori skin-care product, makanya nggak heran kalau namanya menggaung di mana-mana. Apalagi tertera di kemasannya kalau produk ini bebas paraben dan sulfate, hypoallergenic (tidak menimbulkan reaksi alergi), dermatologist tested, dan non-comedogenic. Harganya pun terjangkau karena St.Ives Fresh Skin Apricot Scrub ini adalah produk drugstore. Jadi terdengar makin menarik, kan?

St.Ives Fresh Skin Apricot Scrub diformulasikan menggunakan 100% bahan natural. Bahan utamanya adalah ekstrak buah apricot, dan untuk bahan scrub-nya menggunakan butiran-butiran asli dari bubuk kulit kacang walnut (walnut-shell) yang bersifat biodegradable. Jadi selain udah pasti aman untuk kulit, sisa-sisa butiran scrub-nya yang terbuang setelah kita membasuh wajah juga aman juga untuk lingkungan. Produk ini mengklaim bisa memberikan efek lembut, halus, dan glowing untuk kulit kita, lho! Sesuai dengan deskripsi produknya di website St. Ives yaitu "Our deep-cleaning 100% natural walnut shell powder and signature apricot extract in this face scrub work to give you soft, smooth, positively glowing skin".






Kemasannya berbentuk tube gitu dengan isi yang lumayan banyak, 6 oz/170gr. Dipakai sering-sering pun rasanya nggak bakalan cepet abis. Tutupnya berbentuk flip top dengan lubang yang agak besar, jadi memudahkan kita untuk mengeluarkan isi produknya yang bertekstur creamy dan konsistensi yang thick. Kesan pertama ketika tutupnya dibuka adalah aroma produknya yang semerbak, beneran wanginya wangi buah aprikot yang segar dan manis, lalu kita juga bisa liat butiran exfoliants alaminya yang berasal dari kulit kacang walnut itu.






Seperti yang tertera di kemasannya, produk ini masuk ke kategori deep exfoliation, makanya ukuran butiran scrubnya dibikin agak kasar. Dan karena itu proses penggunaan produknya jadi agak tricky untuk menyiasati supaya kulit wajah nggak iritasi. Kalau biasanya dalam mengaplikasikan produk face scrub kita langsung aja mengoleskannya ke muka dan digosok-gosok, ketika pakai produk ini justru sebaiknya kita membahasai wajah dulu sebelum memulai proses eksfoliasi. Air yang kita basuhkan akan melenturkan kulit wajah untuk meminimalisir sensasi panas ketika kita menggosok-gosok muka dengan butiran-butiran scrub-nya.
 



Dari percobaan pertama menggunakan produk ini di wajah, efeknya yang langsung terasa adalah kulit jadi bersih, segar, dan halus. Tidak ada efek kering atau 'ketarik', dan performanya cukup bagus untuk menghilangkan whiteheads dan sebum di wajah. Aku juga suka menggunakan produk ini sekalian sebagai masker, jadi setelah diaplikasikan dan digosok-gosok lembut, diamkan selama 2-4 menit di wajah sebelum dibilas. Sensasi wangi apricotnya beneran bikin rileks. Produk ini bisa juga kok dipakai sebagai body scrub, memang multifungsi dia ini. Seperti yang tertulis di kemasannya, untuk hasil yang bagus produk ini bisa digunakan 3-4 seminggu. Tapi lebih baiknya lagi digunakan seminggu sekali aja, jangan terlalu sering-sering. Karena ketika kucoba menggunakan produk ini 2 kali seminggu, dengan hanya selisih 2 hari, ternyata wajah malah terasa kering dan muncul bintik-bintik kecil di beberapa bagian. Mungkin ya itu efeknya kalau kita over-exfoliate wajah.




Overall, aku suka sekali dengan produk St.Ives Fresh Skin Apricot Scrub ini. Bagus untuk penggunaan rutin jangka panjang, dan ada yang bilang produk ini efek jangka panjangnya bisa menghilangkan blackheads juga. Jadi produk ini sangat direkomendasikan untuk kalian yang udah gerah banget ingin melenyapkan komedo yang bandel tak kunjung pergi. Dan karena formulanya menggunakan bahan-bahan natural, bagi yang berkulit sensitif pun produk ini rasanya cukup aman kok untuk dicoba.

Repurchase? YES! Pengen cobain varian St. Ives Scrub yang lainnya juga, seperti Blackhead Clearing Green Tea Scrub dan Energizing Coconut & Coffee Face Scrub.

Special thanks to team Yukcoba.in yang berbaik hati mengirimkan produk ini untuk kucoba!

sumber: https://bungabangun.blogspot.com/2018/03/review-stives-fresh-skin-apricot-scrub.html

Review: Bio Oil untuk Perawatan Kulit




Hai kakak-kakak, pernah gemes sama bekas luka di masa lalu? Entah itu stretch marks, luka kepentok pintu, luka bekas jerawat, ato bekas digigit nyamuk?
Sama!
bio-oil
Banyak cara alami yang bisa dipakai untuk menghilangkan bekas luka, beberapa diantaranya dengan pakai lidah buaya, madu, minyak zaitun, jeruk nipis, mentimun, bahkan buah mengkudu. Kalau telaten dan sabar, mestinya bahan-bahan alami itu berkhasiat. Masalahnya cuma satu, agak repot menyiapkannya dan agak sulit untuk dibawa jalan-jalan/menginap.
Berita baiknya, bekas-bekas luka di masa lalu itu bisa dibantu supaya tersamar dengan Bio Oil, mungkin ga hilang total, tapi lumayan bisa lebih tipis noda/garisnya. Cuma perlu oles-oles, dan biarkan kandungan Bio Oil bekerja. Gampang. Kalo udah begini, saya jadi mikir, sayang sekali produk ini tidak membantu bekas yang timbul karena luka hati, ya. *hiks
Sebelum pakai produk, kenal dengan kandungannya penting dong. Kandungannya lumayan banyak, sila dihayati satu-satu, yes!
kandungan

Kandungan Bio Oil:

Tumbuh-tumbuhan:
Calendula Officinalis Flower Extract (Minyak Kalendula), Lavandula Angustifolia Oil (Minyak Lavender), Rosmarinus Officinalis Leaf Oil (Minyak Rosemary), Anthemis Nobilis Flower Oil (Minyak Kamomil)

Vitamin:
Retinyl Palmitate (Vitamin A), Tocopheryl Acetate (Vitamin E),

Bahan Dasar Minyak:
Paraffinum Liquidum, Triisononanoin, Cetearyl Ethylhexanoate, Isopropyl Myristate, Glycine Soja Oil, Helianthus Annuus Seed Oil, BHT, Bisabolol

Aroma (Mawar):
Alpha-Isomethyl Ionone, Amyl Cinnamal, Benzyl Salicylate, Citronellol, Coumarin, Eugenol, Farnesol, Geraniol, Hydroxycitronellal, Hydroxyisohexyl 3-Cyclohexene, Carboxaldehyde, Limonene, Linalool

Warna:
Oranye: CI 26100 (Red 17)

manfaat
_____
Kalau dari brosur yang diselipkan dalam kemasan Bio Oil, ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan kalau pakai produknya dengan rutin, apa aja?
fungsi
Bio-Oil, spesialis produk perawatan kulit ini diklaim membantu menyamarkan bekas luka, stretch marks, dan warna kulit yang tidak merata. Produknya juga bisa dipakai untuk wajah terutama untuk meringankan masalah kulit akibat penuaan dan masalah kulit kering.
Untuk kulit dengan bekas luka dan stretch marks, cara pakainya diteteskan lalu diputar/dipijat merata. Sedangkan untuk kulit dengan warna yang tidak merata, masalah penuaan, dan kulit kering, cukup diteteskan dan diratakan saja.
Supaya produknya menunjukkan hasil, disarankan pakai dua kali sehari selama minimal 3 bulan ya. Trus buat temen-temen yang lagi hamil dan pingin ngindarin stretch mark muncul pas perut meregang maksimal, bisa oles-oles dua kali sehari mulai dari awal trimester kedua kehamilan.
Iya, lamaaa.. Karena saya baru coba produknya beberapa hari, jadi ga bisa kasi review soal hasilnya. Tapi, saya suka sama formulanya yang ga lengket, dan wangi. Kadang suka males ya pakai produk yang wanginya terlalu tajam atau malah aneh. Nah, Bio Oil ini wanginya enak banget, abis pake jadi hobi cium-cium tangan sendiri.
sebelum pakai
sebelum pakai
saat ditetesi bio oil
saat ditetesi bio oil
setelah Bio Oil diteteskan dan diratakan pada kulit
setelah Bio Oil diteteskan dan diratakan pada kulit
Walaupun judulnya minyak, tapi setelah dipakai produknya ga bikin kulit jadi berkilau, nyerepnya cepet banget, yang tinggal cuma harum dan rasa kulit yang lebih lembab dan halus.
Anw, katanya rahasia Bio Oil ini ada di kandungan yang namanya PurCellin Oil. Purcellin Oil mengubah konsistensi formulasi secara keseluruhan, bikin minyak jadi ringan dan ga lengket. Purcellin Oil juga memastikan manfaat yang ada dari vitamin dan ekstrak tumbuhan dapat terserap dengan mudah ke kulit.
Oh iya, ini yang penting, harga Bio Oil per 60ml nya sekitar Rp 120000. Memang agak mahal dan isinya dikit, makin kerasa kalau area strectch marks yang mau dipijet-pijet luasss..
Saya, karena anaknya irit, makenya setetes-setetes aja, dan kebanyakan buat muka. *tunjuk-tunjuk noda jerawat yang ga mau ilang*

bio-oil-3
Kemasan yang kecil ini memang kaya simalakama rasanya. Satu sisi isinya dikit, di sisi lain produknya jadi mudah dibawa-bawa, muat masuk tas make up. Eh, sampe lupa, saya suka desain kemasannya yang bikin produk ga mudah tumpah. Jadi, kalau kemasannya dibuka dan diputar ke arah bawah, minyaknya ga langsung menetes cepat, kita perlu bantu pencet dikit di kemasan supaya minyaknya ke luar.
Sementara ini saya mau abisin sebotol dulu. Lanjut lagi atau ngga, tergantung efeknya ke kulit (terutama muka).  Info lebih lanjut soal produknya, ceki-cek ke sini ya, kak. http://www.bio-oil.com
bio-oil-2

sumber:http://atemalem.com/review-bio-oil-untuk-perawatan-kulit/

When I meet the Sunshie

Lagi seneng banget akhir-akhir ini foto bermandikan cahaya Matahari atau bisa dibilang pemburu Golden Hours.


 Ini pas banget sih dapat angin yang kenceng jadi bisa foto ala-ala sunlight hijab hunt.


Oiya ada tips kalau kalian pengen hunting di golden hours itu bisa dua sesi yaitu pagi dan sore. Kalau pagi itu sekitar jam 08.00 - 10.00 an,kalau sore jam 15.00-17.00. Aku prefer Sore hari sih karna lebih dapet aja gitu dan karna longgar fotonya juga sore hari hehe.



ini ada yang versi full body juga


Festival Jenang

Solo: City of Culture is a fitting name for Solo. There is many interesting cultural arts performances that we can meet and see in the h...